Monday, December 03, 2007

"Ujug-ujug"

Tepat pada saat sabtu siang itu, seorang pengendara yang baru saja pensiun dengan sepeda motor honda merahnya secara perlahan-lahan tampak memperhatikan lalu-lalang mobil dan motor yang ada disekitarnya dengan hati-hati. Sebentar lagi ia akan belok kanan, otomatis laju sepeda motornya mulai berjalan pelan pelan di jalan raya berukuran 20 meteran yang bisa sampai lebih dari empat lajur. Sesekali melintas sebuah truk yang diiringi dengan bis juga, jarang sekali yang berjalan agak pelan mungkin karena di jalan raya itu adalah daerah perbatasan kabupaten yang memang cukup lengang dan didukung pula oleh lebarnya jalan sehingga seluruh kendaraan nyaris tidak ada yang pelan.

Saat itu jam masih menunjukkan pukul 13.00 dengan cuaca yang sangat cerah bahkan cenderung panas. Tikungan telah dekat, hanya tinggal berjarak tiga puluh meter, sepeda motor mulai turun kecepatannya dari empat puluh menuju duapuluhan. Hingga akhirnya tinggal lima meter dari tinkungan diseberang jalan, motor sudah diberhentikan tepat ditengah-tengah jalan yang ada double marka cukup jelas disana. Memang motor terpaksa harus dihentikan karena dari arah berlawanan masih ada kendaraan yang cukup cepat dan menghalanginya untuk menyeberang belok kearah kanan.

Arah depan sudah sepi, pelan pelan motor mulai dibelokkan ke kanan. Namun.. "Ujug-Ujug" sebuah truk fuso besar secara tidak diduga datang dari arah belakang dengan kecepatan tinggi nyaris seratus kilometer perjam. Sopir truk itu terlihat sedang asik dengan buah mangga yang dimakannya tanpa menyadari bahwa didepannya ada sebuah kendaraan 'kecil' yang mungkin tidak sampai seper dua puluh dari ukuran truk itu. Sang bapak pengendara motor langsung terpana, sangat kaget dengan munculnya truk yang sangat diluar perkiraan. Entah apa yang dipikirkan, sehingga kejadian sudah tidak bisa lagi digambarkan .

Sepeda motor langsung terhantam dengan keras hingga akhirnya berada dibawah truk. Sang bapak pengendara motor terjungkal sepanjang sepuluh meter tepat ditikungan yang ia tuju tadi, langsung terjatuh mengenai kepalanya. Dan ternyata kejadian tidak berhenti sampai disitu, sebuah sepeda motor lain yang datang berlawanan arah ternyata juga terkena imbas dari ulah truk, pengendara kedua ini langsung terlempar sejauh lima meter dan masuk kedalam got kecil didekat pohon. Sang bapak meninggal seketika, sedangkan satunya lagi luka sangat parah, bahkan nyaris gegar otak karena kepalanya juga membentur dinding got.

Kejadian diatas adalah kejadian yang nyata-nyata terjadi pada sabtu kemarin tepat pada tanggal 1 desember 2007 disebuah kabupaten kecil diselatan kediri. Ini adalah salah satu kejadian dari belasa ribu kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Dari data kepolisian sebenarnya sudah tampak jelas bahwa delapan puluh persen kecelakaan yang terjadi adalah dari kendaraan roda dua. Dan sisanya yang dua puluh persen bisa dari mana saja seperti mobil, bis, truk,pesawat, kapal laut, dan lainnya. Apakah angka ini merupakan angka biasa ?..

Jelas TIDAK !! jangan anggap angka 80% itu angka kecil. Coba dihitung secar matematis, berapa lama dalam dua puluh empat jam kita berada diatas kendaraan roda dua ? satu jam, dua jam ?.. atau malah setiap hari pekerjaan kita adalah mengendarai roda dua itu ?

Monday, November 12, 2007


Kiblat Mesjid Al Falah Surabaya melenceng ?....


Melanjutkan tulisan sebelumnya dan adanya banyak masukan dan pertanyaan dari rekan-rekan yang menanyakan bagaimana mesjid-mesjid besar yang lain ? seperti masjid Al Falah Surabaya, masjid Sunan Ampel surabaya, Masjid Istiqlal, dan lain sebagainya. Maka agar bisa lebih jelas dalam praktek untuk mengukur menggunakan Google Earth, disini kebetulan yang diambil adalah di lokasi masjid Al Falah Surabaya, karena banyak sekali yang menanyakan kondisi untuk masjid itu, karena ada keanehan yang kondisinya kok lurus dengan jalan raya, takutnya ada kesalahan kiblat.

Sebagaimana tulisan sebelumnya, langkah awal adalah diawali pada posisi Ka'bah di Longitude 39°.49’34.40 East dan Latitude 21°.25’21.12’’ North. maka ditarik garis lurus mengarah ke Indonesia.



Setelah di zoom out agar makin mnegecil, maka dari titik ka'bah yang telah di tarik garis ini langsung ditarik garis menuju pulau jawa. sungguh mudah kok caranya. Baru setelah itu bisa di zoom in kembali untuk kondisi pulau jawa. Tinggal diarahkan akan di tarik ke kota manakah, bandung, jakarta, solo, surabaya. Atau malah hendak ditarik ke kalimantan dan sekitarnya ?



Saat diarahkan ke kota surabaya, prosesnya cukup meneruskan garis tertsebut, dengan catatan zoom-out atau zoom-in nya dilakukan ditanda panah saja jangan didalam area peta. Posisi Masjid Al Falah Surabaya ada di Longitude 112°.44’22.58 East dan Latitude 7°.17’42.07’’ South.



Tarikan pertama dari garis kuning itu ke atap masjid Al Falah bisa langsung mengetahui tingkat kemiringan gedung bila dibandingkan degan arah kiblat sebenarnya.  Berarti kesimpulannya adalah bahwa memang ada penyimpangan arah kiblat yang kurang sesuai, bahkan sangat kurang. 

Tetapi Alhamdulillah hal ini telah kami sampaikan kepada salah seoran ustadz yang juga sebagai pengurus Masjid Al Falah, semoga masukan ini bisa dijadikan salah satu alasan untuk investigasi lagi terhadap arah sebenarnya, mungkin di Depag memiliki ahlinya dibidang ini. Atau mungkin ada diantara Saudara pembaca yang lebih ahli ? Semoga.. 

Sebagai perbandingan, dari beberapa masjid besar lain yang telah dicoba menunjukkan bahwa ternyata mesjid-mesjid yang didirikan jaman dahulupun sudah lurus dan benar-benar lurus mengarah ke ka'bah :
1. Masjid Istiqlal Jakarta, Insya Alloh juga lurus.
2. Masjid Agung Bandung, Insya Alloh sudah cukup lurus mengarah ke ka'bah.
3. Masjid Salman bandung, Insya Alloh sudah luruh ke kiblat.
4. Masjid STT Telkom bandung, lurus juga.
5. Masjid Sunan Ampel Surabaya, Insya Alloh sudah mengarah lurus ke kiblat.
6. Masjid Al Akbar Surabaya, sudah lurus sebagaimana artikel sebelumnya.
7. Masjid Cheng Ho Surabaya (depan THR) ternyata kurang miring kekanan sedikit.

Masjid lain ?.. Wallaahu'alam.. moga sudah benar..
mohon maaf tidak semuanya bisa ditampilkan dan dicek disini, selamat mencoba ya..

Friday, November 02, 2007

Arah kemana ya Mesjid kita ?





Salah satu syarat sah-nya sholat kita adalah "menghadap kiblat". Hal ini sudah jelas, Nabi Muhammad sudah memberikan contohnya dimana saat itu kiblat adalah ke masdijil Aqsa kemudian langsung berubah 180 derajat ke arah Masjidil Haram. Dan itu tidak akan dibahas lagi disini. Sudah terlalu banyak pakar untuk masalah itu tho ?


Dulu pernah disampaikan mengenai masalah sholat jum'at (Gebrak Jumatan) dimana diceritakan tentang budaya kita yang senantiasa 'menikmati' ibadah jum'at itu dengan 'sangat khusyuk' sehingga tidak tahu apakah sudah selesai ceramah atau belum.. :-).


Saat ini, jumlah masjid sudah demikian banyaknya, nyaris setiap RW diindonesia mempunyai masjid (mudah-mudahan dikesempatan lain saya bisa menuliskan tentang ini). Bangunannya megah-megah, mentereng, bahkan ada yang berkubah emas, sungguh luar biasa. Hanya saja sepertinya masalah kemakmuran dari sisi jumlah 'manusia' yang datang ke masjid saat diwaktu shalat yang lima kali sehari bisa dihitung dengan jari (yang ini juga kesempatan lain mungkin).


Salah satu hal kecil yang kadang kala terabaikan karena saking kecilnya adalah "arah kiblat". Memang pada waktu proses pembangunan arah kiblat sudah langsung ditentukan, tetapi.. oleh siapa ? menggunakan apakah ? bagaimanakah ? Berbagai pertanyaan ini biasanya begitu dimudahkan sehingga kadang posisi mesjid yang dibangun itu lebih banyak disesuaikan dengan kondisi jalan, bangunan disekitarnya, kondisi tanah, dan lainnya yang mana dari sisi keuangan sangat besar.



Dengan kondisi pemakaian teknologi yang saat ini sudah sangat cepat dan instan, berbagai metode banyak digunakan. Terlepas dari keahlian sang pakar untuk menentukan arah kiblat (saat ini mungkin ada di depag?). Ternyata dengan salah satu fitur yang ada di salah sebuah aplikasi diinternet bisa sedikit membantu kita dalam mengarahkan / membenarkan kondisi masjid eksisting yang ada saat ini disekitar kita.


Yang digunakan disini adalah salah satu fitur yang dikeluarkan dan diberikan gratis oleh Google, yaitu Google Earth (http://earth.google.com/) . Walaupun situs ini dimiliki oleh si yahudi Larry & Sergey (yahudi itu emang pintar yah), tetapi tidak ada salahnya kita coba gunakan untuk kebaikan kita. Setelah mendownload dan menginstal di PC kita (caranya bisa dicoba sendiri ya, yang jelas download yang google earth free saja, sayang kalo beli). Langkah selanjutnya langsung saja search "mecca" dan berikan tanda di titik itu. Posisi Ka'bah akan ditemukan di Longitude 39.50 East dan Latitude 21.25 North. Pada titik ini langsung saja ditarik line (menunya ada di google earth yang untuk mengukur jarak) ke arah indonesia, misalnya ke arah surabaya. Contoh kasus adalah lokasi mesjid Al Akbar Surabaya (MAS), salah satu mesjid terbesar di asia, lokasinya ada di Longitude 112.43 East dan Latitude 7.18 South. Setelah coba ditarik, ternyata menghasilkan gambar seperti yang disamping/bawah ini (gbr pertama).

Begitu lurusnya garis tersebut, menunjukkan bahwa ternyata arah kiblat di MAS sudah benar. tepat sekali mengarah ke Ka'bah. Sehingga asumsi perkiraan arah menggunakan google earth ini bisa dikatakan bisa digunakan untuk mengecek arah di mesjid-mesjid lain, misalnya di mesjid sekitar rumah kita.

Contoh berikutnya adalah salah satu mesjid yang ada didekat rumah yang kebetulan juga kita cek arah kiblatnya, dan ternyata hasilnya adalah seperti gambar disamping (kedua). Begitu ditarik garis dari arah ka'bah , tampak bahwa jika dibandingkan dengan arah gentengnya maka bisa ditarik garis merah. Sehingga terdapat selisih antara garis kuning dengan garis merah. hasilnya sebagaimana tampak pada gambar paling akhir (gbr tiga)



Apakah menurut saudara, arah mesjid tersebut sudah benar ?
Jika sudah kenapa ? jika belum bagaimana ?

Lantas masjid sekitar rumah saudara sendiri bagaimana ?....





Saturday, October 27, 2007


Sehari ada 21,6 Triliun kata-kata ...


Manusia itu sungguh luar biasa, disatu keluarga yang hanya terdiri dari empat orang saja sudah berbeda semua, beda rupa, beda selera, beda gaya, beda warna, bahkan beda ucapannya. Dari ucapan manusia-manusia inilah tercetus kata-kata.

Didunia yang katanya hanya selebar daun kelor ini, bertebaran kata-kata yang tentunya lebih banyak jumlah nya dari simanusia itu sendiri. Jika kita anggap jumlah manusia dibumi ini adalah sekitar 5 milyar, sedangkan dari percobaan yang coba dilakukan penulis, ternyata manusia sanggup berkata-kata selama satu jam sebanyak 2160 kata. Ini tidak termasuk pakar-pakar yang senantiasa mampu bercakap berjam-jam lamanya entah itu diseminar, di radio, di tv dan lain sebagainya.

Dengan asumsi yang sederhana saja dimana manusia hanya bertahan selama satu hari mempu bercakap-cakap selama 2-3 jam saja, maka dalam sehari di dunia ini terdapat = 2160 x 2 x 5 milyar = 21.600 Milyar = 21,6 Triliun kata !!! . Bayangkan lagi jika dalam satu minggu, satu bulan, bahkan satu tahun 365 hari, maka jumlah kata yang tercecer dimuka bumi selama satu tahun adalah lebih dari 7800 Triliun kata-kata !!! Subhannalloh..!!!

Kata-kata itu adalah kata-kata yang terucap dari manusia, ini belum lagi dihitung kata-kata yang tidak terucap, tetapi tertulis. Entah itu di buku tulis masing-masing manusia, di email, di chatting, di SMS, di tembok, dikanvas, dikoran, dimajalah, di TV, dikomputer, bahkan diblog ini sendiri sudah tak terhingga rasanya. Mau coba dihitung ? ..

Hehe daripada nambah ngitung yang kata-kata tertulis, mungkin kita coba saja analisa yang terucap oleh bagian tubuh kita yang terletak dibawah hidung ini dulu.

Dalam bercakap-cakap dengan seseorang, kita tentunya tak pernah mulus seperti sebuah cerita, dengan nada teratur, ada pola yang terbentuk, ada ritmenya. Misalkan saja, hari ini diminta untuk memberikan presentasi kepada klien, pastilah banyak hal yang kita coba poin-poin hiperbolik, belum lagi mungkin memberikan janji-janji yang entah apakah janji itu nanti akan bisa dilakukan atau tidak. Belum lagi jika kita mengajar, apakah ada bumbu-bumbu cerita yang ditambah-tambahkan. kalau kita berbicara dengan anak apakah sering memberikan teguran, amarah, dan ucapan-ucapan lainnya.

Segala sesuatunya dalam sebuah percakapan yang kita keluarkan dari mulut ini pasti dalam satu hari ada beberapa kesalahan. Dan kesalahan itu adalah bisa berupa janji palsu, pujian palsu, kebohongan, mengejek, mencaci, menghujat dan hal-hal buruk lainnya. Marilah kita anggap poin untuk itu adalah sebesar 10% saja dari kat-kata yang kita keluarkan dalam sehari.

Dengan perhitungan matematis, maka jumlah kat-kata yang keluar dari mulut kita dan tidak "bermanfaat" bahkan dikategorikan "berdosa" adalah sebesar = 10% x 2160 x 2 jam/hr = 432 kata dalam sehari... Berapa banyakkah itu ??. Yaitu sebanyak kata-kata yang saya tulis sampai dengan tanda titik ini!!.

Jadi intinya, jika anda sudah hidup selama bisa berkata-kata (baligh hingga mati), sudah berpa kata-kata yang sia-siakah yang kita keluarkan dari mulut kita ?... berapa pula banyknya kata-kata yang sia-sia juga dan kita tulis dimana-mana ?...

Wallaahu'alam bishshowab....
~ @Abuafi ~

Thursday, September 20, 2007

Oleh-oleh Imam dari negeri yang disakiti

Tepat pada hari ke-8 dibulan penuh berkah ini, disebuah mesjid ditengah-tengah kampung dibelakang royal plaza surabaya, seorang tamu dari sebuah negara yang dikoya-koya oleh manusia-manusia yang sebenarnya dikaruniai kepintaran tetapi selalu tidak mau beriman kepada Alloh. Palestina, sebuah negeri yang seharusnya dalam kedamaian, sebuah negeri yang dulu adalah sebagai tempatnya sang umat berkiblat.

Imam Besar Masjidil Aqsa syaikh Dr. Muhammad Syam hadir ditengah-tengah jamaah sholat dluhur di masjid.

Banyak hal yang diceritakan sang imam, mulai dari kebiasaan ibu-ibu dipalestine pada saat buka puasa. Mereka selalu senantiasa melakukan acara berbuka puasa dirumah dan di sebuah meja besar dengan menyediakan kursi sebanyak jumlah anggota keluarga.

Jika ada Abi, Ummi, dan 5 anak maka kursinya pun tetap senantiasa sejumlah 7 buah. Dan hal ini terjadi hingga kapanpun, bahkan disaat ini sang ibu pasti akan memberitakan kepada anak-anaknya yang masih kecil, bahwa kursi yang pertama kosong itu adalah disediakan pada abi-nya yang saat ini telah bertemu dengan Alloh, syahid ditembak israel saat intifada.

Kursi kedua yang kosong adalah kakak pertama yang saat ini sedang ada dipenjara israel bersama saudara-saudara sepupunya. Kursi ketiga adalah kakak kedua yang saat ini sedang bersembunyi bersama saudara-saudara seperjuangan HAMAS di perbatasan Gazza. Sehingga sang ibu hanya ditemani oleh dua caloh mujahid kecilnya dirumah itu. Inilah yang saat ini terjadi nyaris diseluruh pelosok Palestina.

Subahanalloh, begitu pedih perjuangan saodara-saodara kita di negeri yang sekarang ini bahkan kitapun sudah nyaris melupakannya..
Yaa Alloh, Bilakah perjuangan ini kan berakhir ?
Yaa Alooh, Bilakah kami juga diberi kesempatan berjuang untuk saodara-saudara kami ?
Yaa Alloh, Ingatkanlah kami akan adanya saodara-saodara muslim yang masih hidup penuh perjuangan berjihad dijalanmu,
Yaa Alloh, Janganlah kami ini hanya ingat kepada dunia kecil kami di Indonesia
Yaa Alloh, berilah setitik ingatan kepada kami sehingga kami kan senantiasa memberikan apapun pada saodara-saodara kami...
Alloohu Akbar !!! Alloohu Akbar !!! Alloohu Akbar !!!


~@Abuafi ~

Tuesday, September 04, 2007

Tuesday, February 27, 2007

Si Kuning Langsat

Kerudung hitam yang dikenakannya tampak sudah lusuh dimakan usia sebagaimana mengiringi perjuangan saat ia duduk ditikungan tajam di pojok sekolah. Sebuah tenda kecil bertiang bambu setinggi satu meteran dengan atap rumbainya yang dari ilalang kering. Wajahnya tampak lusuh, sambil sesekali tangan kecil itu mengusap keringat di dahi dengan kain batik gendongnya. Sebuah bakul rajutan bambu yang biasa disebut rinjing tergeletak begitu saja tanpa ada isinya.
Tepat jam tiga subuh tadi ia berangkat bersama kelima rekannya dari lereng lawu naik truk kecil yang dinunuti karena tujuannya sama, ke pasar matesih. Tak ada yang dibawanya kecuali batik gendong dan rinjing kosong itu. Beberapa lembar uang ribuan sengaja dibawa sebagai bekal dalam usahanya hari ini, sekitar dua ratus ribuan saja. Dan setelah satu jam melalui hutan desa, sawah, dan rintangan jurang-jurang yang senantiasa teriring sepanjang jalan, sampailah di pasar matesih yang masih sepi.

Langkah pertama cukup dilakukannya dengan duduk manis dipojok tikungan jalan itu, dan tak berapa lama kemudian sebuah motor berkeranjang tampak datang menghampirinya tanpa ada sapa basa-basi. Tidak sampai sepuluh menit, isi keranjang di sepeda motor tampak sudah berpindah sebagian ke rinjing tua yang dibawanya. Tampaknya rekannya yang lain juga tertarik dengan isi keranjang sang pemilik sepeda motor itu. Sehingga dalam waktu setengah jam saja, sepeda motor itu sudah tidak lagi kelihatan di sekitar pasar. Akhirnya proses tahap kedua telah dilakukan, ia telah membeli barang dagangan dari sipemilik sepeda motor. Tahap ketiga yang perlu dilakukannya adalah memajang dagangannya di tenda kecil itu. Menanti satu-persatu orang yang lalu lalang dan ditawarinya sebuah barang yang dikenal juga sebagai si kuning langsat. Iya isinyalah yang menyebabkan disebut seperti itu. Kenyal dan berwarna kuning serta sangat nikmat.

Siapa yang tidak tahu si kuning langsat ni ? Sebagai orang indo, atau asia pasti tidaklah asing dengan buah yang baunya sangat 'merangsang' banyak orang. Yang merasa aneh mungkin orang barat, karena memang buah ini tidak berasal dari sana, tapi dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Bahkan ternyata buah ini berawal dari salah satu pulau di Indonesia, yaitu Borneo. Sebuah pulau di utara java yang sekarang kita sebut dengan Kalimantan. Tetapi yang tampak didepan mata saat ini bukanlah di Borneo, di sebuah desa, di sebuah pasar Matesih yang kecil dan sepi. Sang ibu berkerudung hitam terlihat masih menjajakan duriannya, mungkin tinggal dua puluh hingga tiga puluhan biji.

" Pinten niki bu ?" tanyaku langsung kepadanya, berapa harganya. " Meniko mas, wonten kaleh welas duren, sedoyo sangang doso kemawon". Ditawarkannya kepadaku langsung sebanyak dua belas biji dengan harga sembilan puluh ribu.

" Lho kok kaleh welas ? mboten saget mundut setunggal tho bu ?, aku heran kenapa kok ditawarin harus beli dua belas biji, tidak bisa beli biji-an.

" Oh, anu mas. Soale meniko sampun radi siang. Menawi jenengan pendet sedoyo. Kulo enggal saget langsung wangsul. Duren niki sae kok mas, kuning lan kandel. Monggo jenengan pirsani lan dicicipi mawon." Karena memang hari sudah agak siang, sekitar jam sembilan, ia ingin segera pulang sehingga langsung jual banyak. Sambil membelah sebuah duren yang paket dua belas biji tadi dan mengiris dagingnya untuk kemudian diberikan kepadaku.

" O, ngaten tho. pas-e mawon pinten bu, wolung doso mawon nggih.", kucoba tawar, walau sebenarnya agak kasian. Karena durennya ternyata memang sudah murah sekali. Satu biji nggak sampe sepuluh ribu, bandingkan saja dengan Monthong yang satu biji bisa sampe enam puluh ribu. Apa lagi ternyata setelah dicicipi memang sangat nikmat, kenyal dan manis-manis pahit, khas duren sebenarnya.

" Aduh nyuwun ngapunten mas, lha kulo wau mendete sampung wolong doso. Nggih sampun wolung doso gangsal kemawon. Monggo ". Ia menawarkan hargga akhir delapan puluh lima ribu rupian untuk kedua belas duarian tadi, ia mengaku kulakannya seharga delapan puluh ribu.

" Leres nggih bu, nggih sampun nek ngaten. Kulo cubi ingkang sanese nggih." Akhirnya aku setuju, tetapi terlebih dahulu aku ingin mencicipinya satu persatu. Kelihatannya memang durian yang baru saja jatuh dari pohon, terlihat dari kondisi buahnya yang tampak sudah agak membuka dengan tidak terlihat bekas goretan pisau pada pucuk buahnya.

Begitu sampai dirumah, seluruh anggota keluarga langsung melahap dengan nikmat. Subhanalloh ternyata tujuh orang hanya mampu menyantap empat biji saja. Sisanya bahkan sama sekali tak tersentuh. Dan ternyata, seluruh yang makan merasakan kenikmatan yang sungguh luar biasa, benar-benar nikmat, tiada rasa tiada tara.

Saat makan itu terpikir dalam pikiranku, ibu tadi sepertinya tidaklah memperoleh untung yang lumayan dalam sehari. Jika setiap seratus ribu ia ambil untung sepuluh ribu, berarti dengan uang yang ia bawa sebesar tiga ratus ribu, hanya bisa memperoleh keuntungan tiga puluh ribu sehari, dalam sebulan berarti tidak sampai satu juta rupiah. Tidak terbayangkan olehku jika ia hidup dikota surabaya yang sangat keras ini, uang sembilan ratus ribu sebulan mungkin hanya cukup untuk makan saja.

By The Way, Alloh Maha Adil.

Monday, February 12, 2007

Hiduplah Hidup...


Sang Api di ufuk menerang
Sanak kadang bangun melayang
Beriring jalan tatap ilalang
Kedepan jauh, tak menerawang
Putri tidur banyak merintang
Tinggi dan tajam slalu menghadang
Indah pandang luas terbentang
Bibit unggul siap dibentang


Kata Orang,
gugur satu tumbuh seribu
Tapi kau .. makin sayu
Sehari ... biasa
Seminggu ... merana
Sebulan ... derita
Setahun ... sengsara




Sang api makin benderang
Dunia makin gemerlang
hati makin terang
walau rintangan kian terjang

Hidup hanya sekali
Hidup penuh arti
Hidup tiasa diri
Hidup ...


Hiduplah hidup ...

Surabaya, 13 Feb '07

Monday, January 29, 2007

Truutt.. truuttt
getar dan lengking ha pe tidak tersaring
mata lembab dahi berkerut
bibir malam rasa mengering
Rona merah mengembang
Sebelah timur diawang-awang
harapan cerah menerawang
indah pagi untuk dipandang
Tepat pukul empat lebih sepuluh
sudah waktunya sholat subuh
Hilangkan rasa dan keluh
semangat pagi takkan luruh
Satu sampai sepuluh ayat
Al Qur'an serasa nikmat
makin terasa hati kuat
Takkan jadi orang dilaknat
Bangunkan anak saat pagi
Satu-satu mereka grogi
Langsung jatuh didepan kursi
karena mata masih sebiji
Cosmos SCTV menu sahur
Susu dancow iringi tidur
sambil minum diatas kasur
nikmat anak belum berumur
Pagi..
hadirlah engkau setiap hari..
Abuafi
Surabaya, 29 januari 2007
resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut