Sunday, October 15, 2017

Pak Basir - begitu biasanya dipanggil

Bisa dikatakan dari sisi jam terbang, sayalah anak dari empat bersaudara yang mungkin jam terbang diskusi dan bincang-bincang dengan bapak adalah paling sedikit. Memang salah satunya disebabkan sejak TK hingga kelas satu SMP tidak berada dirumah, ikut Om Benu ke Jakarta dan Bengkulu.
Alhamdulillah setiap ngobrol dengan bapak tidak terasa bahwa sisi kualitasnya selalu lebih besar, jadi tampaknya kuantitas jam terbang yang sedikit masih terimbangi dengan kualitas isi obrolan dan 'wejangan- wejangan' yang sangat berbobot. Kemudian dari cerita obrolan-obrolan inilah sifat atau tingkah bapak bisa diterka. 

Bapak itu Ora Neko-neko (Sederhana - Simplify)

Makan,..iya pastinya, kalo untuk urusan yang satu ini Bapak sangat tidak neko-neko, hampir semua jenis makanan tidak ada yang ditolak. Malah tidak hanya yang makanan tradisional seperti soto, sate, sop, bayam, gule, tongseng, gudeg, garang asem, kare, bakso. Lauk pauk apa pun juga oke, karak, rambak, emping, tempe, bothok, tahu jowo, tahu sumedang, tahu kediri, krupuk, peyek. Bahkan sampai dengan yang ke-kini-an pun juga lahap lho, kebab, roti tawar, donat, lapis suroboyo, dan seterusnya. Malah agak sulit menemukan makanan yang tidak cocok :-)
Urusan lain terkait life-style (gaya hidup) juga begitu, ora neko-neko. Mau ada acara jagong, acara undangan bupati, acara peresmian, Bapak tidak punya banyak baju stok untuk masing-masing acara, bisa jadi itu lagi - itu lagi bajunya. Apa yang ada dilemari apa yang tersedia dan yang sudah disiapkan oleh ibu maka itulah yang dipakai. Urusan sepatu, ikat pinggang, tutup kepala seperti peci, topi, ya itu-itu aja.
“Onone kui yo wes kui ae” seloroh Bapak.
By the way, jangan-jangan peci Bapak gak pernah dicuci kali ya? (amiitt Bapak.. amitt, hehehe..)


Bapak itu Entengan (Suka Nolong - Helpful)

Kebetulan cerita dibawah ini berawal saat diskusi tentang filsafat (biar keliatan berbobot  hehe). Karena kebetulan lagi ngobrolin temen ngaji dulu dikaranganyar yang terus ambil jurusan filsafat di IAIN Sunan Kalijaga padahal bacgroundnya SMA Negeri dan dengar dengar beliau sekarang sudah Doktor di sana.
Pada suatu ketika seorang bapak (sebut Pak S) datang ke Bapak menyampaikan kalau anaknya yang saat itu sudah jadi dosen di sebuah perguruan tinggi terkenal kondisinya kadang suka melamun dengan tatapan yang kosong (blank). Pak S bercerita panjang lebar bahwa sepertinya karena keseringan berpikir tentang filsafat, hingga akhirnya jadi sering termenung sendirian dan sulit diajak bicara, saat ditanya suka diam bergeming saja. Terpikir olehku jangan-jangan sampai membayangkan tentang zat Allah? jadi inget punya temen juga yang dulu pernah kerasukan jin saat memikirkan zat Alloh jadi pikiran langsung kosong dan akhirnya masuklah jin ke tubuh teman saya itu.
Bapak melanjutkan, "Pak S iku minta ke aku agar bisa memberikan syafa'at atas masalah anaknya…” (katanya syafaat itu artinya menolong orang lain dengan tujuan menarik manfaat dan menolak bahaya) ...
“Aku khan yo bingung to ditanya begitu. Lha cuman guru ngaji biasa, tidak pernah nangani yang seperti ini. Tapi mungkin beliau Pak S sudah sedih sekali ya dan takut juga ada apa-apa dengan putranya. Padahal dulu putranya rajin sekali mengaji tapi memang belajarnya saat setelah sudah dewasa, dan sepertinya saat kecil belum mendapat bekal agama yang kuat dari orang tuanya"
"Akhirnya saat iku Bapak langsung sampaikan saja tanpa berpikir panjang, agar anaknya dibawa kesini untuk Bapak ajak bicara, kan dulu juga sudah pernah ngaji disini walau hanya beberapa lama dan memang dulu kelihatan sering bermain dengan logika, mungkin itu salah satu awal penyebabnya, semoga mau bicara dengan Bapak"
Dan apa yang Bapak lakukan? Aku langsung aja bertanya karena penasaran, Abis katanya gak pernah menangani yang bermasalah seperti ini.
“ Yo sudah, setelah ketemu, Alhamdulillah ternyata masnya putra Pak S masih mau bicara dengan Bapak. Tapi memang tampak sekali lebih banyak diam, mungkin terlalu dalam memikirkan filsafat. Akhirnya Bapak cuman berpesan, kalau ingin agar diri merasa tenang maka jangan sampai ada waktu sela ada waktu kosong yang membuat dia diam dan berpikir, jadi Bapak kasih ‘bacaan’ untuk dibaca setiap waktu setiap detik kecuali saat-saat ke kamar mandi”
“ Lho ‘bacaan’ nopo niku” ? penasaran aku dibuatnya.
“ Yo Dzikir seperti biasanya, Subhanallah-Alhamdulillah-AllohuAkbar, Ayat kursi, Annas-AlFalaq-AlIkhlas, dan seterusnya, pokoknya jangan berhenti kecuali tertidur”
“Oh, la trus pripun ? Sampe kapan niku?“ Tetep penasaran deh pokoknya.
Seraya menghirup napas panjang, Bapak terlihat akan menutup ceritanya “ Kalau tidak salah sebulan kemudian Pak S datang kerumah sambil bawa pepaya, singkong, pisang dan banyak lah. Ternyata beliau terus sampaikan ucapan terima kasih katanya putranya sudah mau diajak bicara dan kondisinya sudah lebih baik dari bulan sebelumnya.”
Alhamdulillah, ‘Entengane” bapak mendapat Barokah dari Alloh SWT, Aamiinn.

Saking entengannya bapak, pada suatu saat ternyata bapak juga pernah secara tidak langsung lho menolong seseorang yang ternyata masuk dalam daftar ‘buronan nomor satu” negara ini…lain kali deh ceritanya, kalau disini nanti di sensor :-)


Bapak itu Enteng Rejeki (Mujur-Lucky)

Sebuah cerita enteng rejeki dibawah ini tampaknya semakin sulit ditiru deh, ini cerita keberuntungan Bapak yang diberikan kemudahan oleh-Nya untuk naik haji.
Kejadian ini tepat ditahun seribu sembilan ratus delapan puluh tiga, dimana saat itu Bapak juga mengajar ngaji dirumah Pak haji Abdurahman, Pak Abdurahman adalah seorang pengusaha sukses dari Matesih yang sudah sering naik haji. 
Suatu ketika saat sedang dirumah beliau pada bakda subuh setelah mengaji, tepatnya dibulan puasa (tiga bulan sebelum bulan haji). Bapak tiba-tiba ditanya oleh Pak Abdurahman,
“Pak Basir wis nabung Kaji durung?”
Bapak lansgsung terkejut dan sambil tertawa menyahut “ La sing ditabung apa to pak, untuk makan aja belum pasti.. hehe”
Sambil tertawa lepas P Abdurahman lanjut lagi “ Lha mau naik haji apa enggak?”
“ iya, tapi nanti duitnya belum ada” Langsung Bapak terus terang aja.
“ Nanti lak ada yang nutup” tampaknya P Abdurahman mencoba meyakinkan bapak.
Nanging kalau aku sendirian nanti gimana istriku?” Bapak langsung teringat ibu.
“ Ya sudah, sekalian dengan istrimu aja”
Tapi tampaknya malah keyakinan Bapak jadi goyah ditawari seperti itu, “ aku kok kayaknya enggak berani ya”
“ Lho, bener nih enggak berani?” Ditanya lagi Bapak.
“ Iya, nih belum aja dulu deh, masih belum berani” sambil berdiri Bapak pamitan ke Pak Abdurahman karena memang Sudah selesai ngajinya.

Nah keluar dari rumah Pak Abdurahman memang bersama Ibu yang selalu ikut menemani dan menunggu Bapak diruangan tamu. Tiba-tiba saat bapak hendak memutar sepeda motor Ibu langsung bertanya dengan nada setengah marah ke Bapak,
“ Bapak ini bagaimana tho, ditawarin naik haji kok malah mutung (menolak) itu bagaimana ?, ada kesempatan ya diambil aja!” tampaknya Ibu mendengar pembicaraan Bapak dengan P Abdurahman di ruang tengah tadi.
“ Weh, gitu ya bu. Iya deh kalo gitu kita balik lagi ya “ Bapak langsung manut kalo sama Ibu.

Akhirnya masuk lagi deh kerumah Pak Abdurahman, dan Bapak berkata “Inggih itu tawaran hajinya jadi deh, ini istriku mau ternyata” sambil tertawa renyah.
“Lho, betul ini?” Pak Abdurahman kembali meyakinkan.
“Iya deh, InsyaAlloh betul” Bapak menjawab seraya meyakinkan dan menguatkan niatnya.

Menanggapi kesanggupan Bapak, langsung deh malah Pak Abdurahman memberikan tantangan mendadak,
“ Oke, kalau begitu sekarang enggak usah mandi langsung aja dandan, sarungnya ganti pake celana panjang, bawa KTP-nya Ibu, hayo langsung berangkat !”
Bapak langsung bingung, lho kok sekarang langsung ternyata ? Dan juga bukan berangkat ke Depag tetapi disuruh menghadap KabagKesra yaitu Pak Widodo namanya , jadi proses ke Depagnya dilewati dan langsung ke KabagKesra. Saat itu jam menunjukkan pukul 06.30 pagi, lokasi kantor KabagKesra ada di dekat sekitar Perumahan Pelita Rejosari Karanganyar. Saat itu Bapak masih berada di Matesih, jadi persiapan perjalanan enam kilometer dimulai, tanpa mandi pagi :-).
Akhirnya berangkatlah Bapak langsung diantar oleh Pak Abdurahman menggunakan mobilnya ke KabagKesra, begitu tiba langsung ketemu dengan Pak Widodo. Disana dibantu Pak Widodo langsung dibuatkan surat pengantar tanpa perlu dari kelurahan. Kemudian ternyata proses langsung berjalan sangat cepat. Kembali ke matesih ambil motor, Bapak dan Ibu lanjut menuju rumah tegalasri, ternyata Pak Abdurahman balik lagi ke KabagKesra mengambil surat pengantar tadi dan langsung jemput Bapak untuk diajak untuk kemudian lanjut pendaftaran haji.
Tidak berhenti disitu, P Abdurahman ternyata bablas lanjut perjalanan ke solo sejauh dua puluh kilometer lebih karena putar keliling kota Solo menemui kolega-koleganya pengusaha cina di solo mengusahakan percepatan adanya uang cash untuk bantu Bapak agar bisa daftar haji hari itu juga. Proses di solo yang dimulai sejak jam sembilan pagi akhirnya bisa terkumpul juga biaya untuk haji hingga menjelang ashar. Setelah mampir istirahat sholat akhirnya perjalanan lanjut kembali ke karanganyar hingga baru bisa tiba sudah sore hari pas kantor Depag Sudah tutup. Duh..
Sekali laghi keberuntungan memang tidak lari kemana, rupanya Depag tetap membuka digedung luar untuk proses pembayaran selama dua puluh empat jam (hebat ya dulu pelayanan sudah 24 jam). Dan Alhamdulillah akhirnya tepat jam delapan malam proses pendaftaran dan administrasinya termasuk pembayaran langsung selesai malam itu juga disitu sebesar Rp.4.300.000 untuk dua orang sudah ditampung, Sah sebagai calon haji. Bapak tertawa kecil menyadari bahwa dari pagi belum mandi hingga selesai malam-malam jam delapan saat malam ramadhan. Alloohu Akbar!!..Benar-benar sebuah keajaiban luar biasa ya? Kayak proyek roro jonggrang buat candi dalam semalam :-)). Dan tentunya jasa-jasa dari Pak Abdurahman sangat luar biasa untuk perjuangan beliau membantu Bapak.
Bapak masih ingat, saat itu dari pak Abdurahman dengan Bapak sebenarnya masih ada yang belum jelas terkait akad antara mereka berdua, apakah uang yang diberikan itu adalah hibah atau hutangan. Cuman kata-kata “Duit iso digoleki”. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Pak Abdurahman pada kesempatan naik haji dengan Bapak itu beliau dipanggil Allah di tanah haram sana, tepat setelah menunaikan hajinya yang ke empat, InsyaAlloh Syahid Husnul Khotimah, Aamiinn.
Ditengah kebingungan itu akhirnya Bapak yang kebetulan punya tanah di bejen mau tidak mau menjual tanah itu untuk menggantikan biaya haji kemarin. Hasil penjualan tanah Alhamdulillah cukup untuk menggantikan biaya haji dan Alhamdulillah juga bahkan sisa yang akhirnya bisa untuk membeli mobil Daihatsu MiniCap HiJet biru yang saat itu harganya sekitar Rp.2.300.000,- (hehe murah ya?), walau kecil tapi cukup tangguh lho bahkan sudah sampai ke Madura juga saat nengok saudara dulu , belakangnya ditutup tenda terpal.

Kisah lain yang kecil-kecil juga masih ada. Masih inget pas kecil dulu awal beli mobil carry, mobil sejuta umat (pesaingnya kijang) yang banyak dicari. Kalau tidak salah belinya ke Liks Motor atau Sun Motor ya kok agak lupa. Saat itu ternyata dapat undian Tape Compo, padahal itu yang paling besar hadiahnya…. Belum lagi pada beberapa kesempatan lainnya, pernah juga membeli mobil dapat hadiah mobil.. Alhamdulillah hanya Alloh yang Maha Kuasa.

Bapak itu Ngoyo-Ngotot (Keras Kepala - Headstrong)

Hehe, dibalik kesederhanaan beliau memang kok watak keras kepala itu kerasa sampe saya hihihi. Justru cerita untuk hal ini mungkin sakjane uakeh tapi bingung mana yang perlu diceritakan ya? hehe, maap Bapak. Tapi keras kepala itu untuk seorang pemimpin malah salah satu tabiat yang hukumnya kayaknya "wajib" dimiliki deh.. :-)
Selain saat menjadi pimpinan daerah Muhammadiyah Karanganyar yang sukses merintis PKU Muhammadiyah, kemudian dulu juga pernah bertengger Poltek (Politeknik) Muhammadiyah, Sekolah-sekolah Muhammadiyah, Gedung Balai Muhammadiyah, dan lain-lainnya. Diusia Bapak yang kepala tujuh, sudah pensiun, sudah tidak aktif secara langsung di Muhammadiyah memulai membangun PAUD Alam Anak Pintar adalah hasil dari ke”ngotot”an Bapak yang nekat langsung membangun bangunan sekolah untuk PAUD di lahan yang ditanami pohon jati itu. Yang Alhamdulillah sekarang sudah sangat maju dibawah pimpinan Mas Burhan dan istrinya Mbak Ana Khusnul. Bahkan InsyaAlloh dalam tahun 2017 ini pula setelah membentuk Yayasan YALAP akan segera berdiri SD Alam Anak Pintar disitu. Tanpa ke”ngotot”an Bapak kepada para anaknya, saya yakin semua itu tidak akan terjadi. 

Demikianlah sekelumit kisah-kisah Bapak yang jelas belum mewakili semuanya,  sampai habis pena ini tak kan selesai menuliskan tentang Bapak. InsyaAlloh segala ilmu segala contoh segala harta dan segala lainnya yang telah kami terima dari Bapak akan selalu membawa barokah selalu untuk siapapun dimanapun dan kapanpun, Aamiinnn.

Bapak itu bukan Bapakku

Seorang Bapak bertubuh gempal
Duduk bersila melihat Tanah kosong
Bapak itu bukan Bapakku
Kalau tidak langsung “bergerak” menghijaukannya

Panggilan Subuh belumlah berkumandang
Klopak-klopak suara sandalnya melalui kamarku
Bapak itu bukan Bapakku
Kalau tidak langsung “bergerak” ke masjid sebelum adzan
Kring-kring telpon meja ataupun hape
Ucap Salam tanya kabar bahas masalah
Bapak itu bukan Bapakku
Kalau bicara ditelepon bertele-tele
Kunjung sana kunjung sini, sodara siapa sodara bukan
Entah saat lebaran, entah saat hari biasa
Bapak itu bukan Bapakku
Kalau tidak rajin menyambung tali silaturahmi
Minggu pagi sudah ramai, malam minggu semakin ramai
Isi disana isi disitu, jumantono, jumapolo, tawangmangu…
Bapak itu bukan Bapakku
Kalau tidak watawa saubil haq watawa saubil sabr






0 komentar:

Post a Comment

Monggo dipun raos lan dipun rasani kemawon.. ;-)

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut