Tuesday, February 14, 2006


Pisang epek yang mendengung
@Abuafi
Kendari, 11 Februari 2006


Pisang Epek panggilannya
bakar sebiji di teluk kendari
Bayang hitam membahana
Sekadar hati tanpa isi

Matahari sore nan semakin indah dipandang tampak semakin masuk kedalam lautan teluk kendari. Cahaya merah memenuhi langit membuat mata menjadi rana. Kicauan burung dari vihara diatas tebing semakin ramai. Tak berapa lama terlihat hamburan burung camar terbang menari diatas vihara. Sebuah vihara tampak tegak berdiri di atas tebing samping teluk. Bergerak semakin cepat siburung camar menukik tajam kebawah. Tepi teluk sasarannya, berdiri tegak ia di samping sang bapak si pembuat pisang epek.


Samar-samar, terdengar suara mendengung dari kuping kiriku..
"Lima porsi ya pak" dengan suara agak keras aku pesan ke bapak itu, karena angin dan suara gelombang cukup membahana, membuat telinga berkurang sensitifnya.

Dengan penuh cekatan bapak itu mengupas pisang kepok yang berwarna kuning agak kehijauan, begitu cekatannya nyaris tak kelihatan karena cuaca sudah sangat petang. Sepuluh pisang telah dikupasnya hanya dalam satu menit. Masih ada suara dengungan yang terasa semakin menarik, "Ah.. mungkin itu suara desiran angin " pikirku.

Sebuah alat tampak dikeluarkan, seperti alat steples yang berukuran besar. Biasanya kalau ditempat fotokopi, alat seperti itu biasa untuk melakukan penjilidan ada alat seperti itu. Hanya alat itu ternyata agak lebar bagian tengahnya. Ternyata sang bapak menggunakan alat itu untuk menekan pisang sehingga menjadi pipih dan lebar, bentuknya menjadi seperti ikan bawal. Lantas diangkatnya pisang yang telah pipih itu dan diletakkan keatas panggangan arang, dipanggang.

Tetap masih terdengar suara dengungan, semakin penasaran rasanya..
" suara apa ya?" karena kurasakan saat itu semilir angin agak berkurang, tetapi masih terdengar dengungan aneh itu.

Sambil menunggu pemanggangan, dikeluarkannya lima piring kecil dan diambilnya botol yang berisi cairan warna hitam agak merah. Itu cairan dari gula merah katanya, yang sudah pula dicampuri dengan santan dan garam. Kelihatan sekali warna asli dari gula merah yang masih tampak murni, pasti sangatlah manis. Dituangkannya satu persatu dengan cairan itu, lima piring kecil siap di isi.

Sepuluh menit sudah berlalu, ternyata belum selesai upacara pembuatan pisang epek ini, sangat membuat penasaran. Tambah penasaran lagi karena suara dengungan itu tak berhasil kutemukan..

Secara tiba-tiba sang bapak mendadak mengambil sebuah parang besar, untuk apakah ?. Dengan keras dia pukulkan pada benda yang terlihat seperti benda bulat berwarna kehitam-hitaman, kilauan sinar matahari terbenam membuat tak terlihat mata memandang. Diambilnya isi dari benda itu dan dimasukkannya kedalam piring, masing-masing satu dan membaur dengan cairan gula tadi. Akhirnya pisang telah tampak sedikit gosong dan tentunya terasa panas. Satu piring diisinya dua buah pisang pipih yang ada sedikit hitam-hitamnya.

"Alhamdulillah", akhirnya penantian menunggu makanan sulawesi ini hapy ending. Cicipan lidah pertama agak terasa aneh, terasa seperti manis, tapi juga agak asin pahit. Pisang dioleskan cairan dan langsung masuk kemulut. Langsung bisa ditebak, ternyata ada rasa durian. Ya, ternyata yang diparang oleh bapak tadi adalah buah durian. Hmm emakin lezat saja menikmati pisang epek ini. Durian pula menunya. Sungguh Nikmat...Alhamdulillah

Tetapi rasa enasaranku akan satu hal yang diawal tadi tidak juga ketemu, akhirnya aku menyerah. langsung saja kutanya kepada sang bapak pembuat pisang epek.

"Maaf pak, saya mau tanya"
"Ya dik, ada apa ya ?".. suara dengungan tiba-tiba terhenti, aku jadi ragu mau bertanya..
"Gini pak, dari tadi waktu saya datang, kok saat ke tempat bapak ini sepertinya saya mendengarkan suara-suara berdengung .nggggg gitu ya pak ?"
"Apakah suara angin ya pak " saya langsung coba menebak
"O, iya memang ada, itu suara saya kok"
"Suara bapak ?" aku terheran-heran, karena seingatku sepertinya mulutnya tidak bergerak saat membuat pisang epek tadi.
"Iya, suara saya, kebetulan saya sedang mengaji, mohon maaf dik kalo itu mengganggu."

Subhanallah.. aku langsung terdiam. Diam terpana tak punya kata.

"Dik,. dik.. maaf ya"
"Oh, enggak papa kok pak, sama sekali nggak papa. kalo gitu saya yang minta maaf " Aku langsung terkaget-kaget.

Allah memang memberikan sesuatu itu selalu ada pembelajaran didalamnya, disaat apapun, dimanapun tempatnya. Termasuk di teluk kendari yang sepi ini. Masih ada seorang bapak tua yang senantiasa mengisi kegiatannya dengan iringan alunan 'dengungan' ayat ayat suci-Nya. Allah telah memberikan pelajaran bagi kita semua. Banyak cara untuk membuat kita menjadi orang yang beriman dan beramal soleh.

"Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, merekalah ahli surga, karena mereka telah beriman dan menjalankan apa yang diwajibkan kepada mereka berupa amal saleh. Mereka kekal dan abadi di dalamnya" (Albaqarah :82).

~b~


1 comment:

  1. Anonymous1:03 PM

    wah pisangnya... keliatannya delicious banget! mau dunk!

    ReplyDelete

Monggo dipun raos lan dipun rasani kemawon.. ;-)

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut