Thursday, February 09, 2006

Shalat di Masjid Cheng Hoo



@abuafi
Surabaya, 6 Januari 2006


Sholat Jum'at di Mesjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya memang sedikit berbeda. Ya sedikit saja, yaitu perihal struktur bangunannya. Bangunan yang unik, berupa bangunan berarsitektur khas budaya cina sama persis dengan klenteng, tempat sebahyangnya agama Khong Hu Cu. Jikalau klenteng itu penuh dengan bau dupa dari orang yang sembahyang disana, maka di masjid ini Alhamdulillah berbau parfum dari jama'ah yang sholat.

Kalo sejarahnya Laksamana Haji Zheng Hee (Cheng Hoo) atau dikenal dengan nama Ma Zheng He itu memang seorang muslim yang menjadi orang kepercayaan kaisar Cina Yongle, kaisar ketiga dari dinasti ming (tapi bukannya Ming Flash Gordon). Dia awalnya adalah seorang kasim, ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Hoo ditangkap dan kemudian dijadikan kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao, berasal dari provinsi yunnan (seperti halnya suku cina yang sekarang ini merupakan konglomerat-konglomerat yang ada i negara indonesia ini).

Menurut majalah National Geoghrapic langgananku saat edisi khusus Cheng Hoo beberapa bulan lalu, ternyata kapal yang dipakainya untuk ekspedisi keliling dunia, diantaranya di Indonesia yang mampir ke Surabaya, palembang, dll itu ternyata berukuran sepuluh kali lipat dari kapalnya Vasco da gama yang juga seorang pelaut yg keliling dunia dari portugis. Sangat menrik sekali kalo membaca sejarahnya. kapan ya ada film tentang Laksamana Cheng Hoo ini ya ? wah pasti lebih menarik dari Columbus.

Sambil duduk, kucoba menghitung perkiraan kapasitas dari mesjid itu, hanya berkapasitas sekitar dua ratus-an orang. Dengan posisi di belakang mighrab itu lebih tinggi dari yang di selatan dan utaranya dan hanya sekitar seratus orang, baru kemudian di sebelah utaranya yang satu meter lebih rendah berkapasitas lima puluh, demikian pula dengan yang disebelah selatan, sama persis. Setelah itu tidak ada lagi space untuk sholat kecuali dua tangga masuk di bagian timur yang kalo pas sholat jum'at ini setiap anak tangganya juga dipake untuk sholat. benar-benar kecil, sehingga tak heran aku sewaktu sholat jumat jama'ahnya membludak keluar dan akhirnya dua lapangan basket yang ada di pelataran timur itu dipasang tenda dan digelar karpet untuk menampung yang tidak kebagian didalam.

Kulihat warna merah mendominasi, walaupun ada warna lain seperti kuning dan hijau, persis seperti klenteng. Batu bata merah adalah temboknya seperti tembok bangunan bali yang juga menggunakan batu bata merah. Hanya kalau disini, warna merahnya lebih menyala. Kaligrafi bertuliskan Alloh dengan format huruf kanji. Yang cukup unik lagi adalah tidak ada pintu. Sama sekali tanpa pintu, jadi lebih mirip joglonya orang jawa sebenarnya. Kondisinya terbuka sekali.

Ada sesuatu yang sangat unik, yang mungkin tidak semua orang memperhatikan itu, yaitu pada mimbar tempat ceramah. Sebuah mimar dari kayu berwarna kecoklatan dan terdapat logo PITI disana, tertulis Pembina Iman Tauhid Indonesia serta Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. Kemudian kuamati lagi, kok ada logo bundar agak kecil di samping kiri dan kanan dari logo PITI ya ?. aku kaget, ternyata dua logo kecil itu tulisannya adalah "ROTARY INTERNATIONAL" kok bisa ya ?

Padahal setahuku LSM
itu termasuk bagian dari misionaris kristenisasi, tapi entahlah.. seingatku dulu begitu.

~b~

0 komentar:

Post a Comment

Monggo dipun raos lan dipun rasani kemawon.. ;-)

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut